Senin, 14 Januari 2013

Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hai sobat Terkem,

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai Menghadapi Masalah Kehidupan Tanpa Melahirkan Masalah Baru




Setiap orang mempunyai masalah yang membelit kehidupannya. Dari masalah ekonomi, rumahtangga, kesehatan, pekerjaan, jodoh hingga masalah yang sangat pribadi. Begitulah kehidupan manusia di dunia ini penuh dinamika bagaikan cerita di panggung sandiwara. Perumpamaan kehidupan manusia di dunia fana ini sebagaimana firman Allah SWT yang artinya. "Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan di dunia ini hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keredhaannya. Dan kehidupan di dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al Hadid : 20 ).

Demikianlah tamsilan kehidupan manusia di dunia yang fana ini, ada yang bermegah-megah dengan harta kekayaanya, membangga-banggakan orangtuanya, anak-anaknya, leluhurnya dan sebagainya. Semua kebanggaan itu laksana hujan yang menggembirakan hati para petani sayur mayur. Tapi manakala hama datang menyerang kegembiraan menjadi sirna berubah menjadi kecewa dan putus asa. Apa yang dibangga-banggakan selama ini seringkali melalaikan manusia dari mengingat mati dan manusia memberhalakannya dan menjadi budaknya. Di sisi lain ada manusia dililit permasalahan hidup yang pelik dari masalah ekonomi, rumahtangga, pekerjaan hingga masalah kehidupan lainnya.

Islam membimbing umatnya menemukan solusi dalam menghadapi persoalan kehidupannya bahwa masalah yang membelit kehidupannya sebagai ujian dan cobaan dari Allah SWT maka hadapilah dengan sabar.

Firman Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

Islam mengajarkan umatnya dalam menyelesaikan masalah yang membelit kehidupan selain sabar dan salat disertai akal sehat. Kemampuan akal mencari solusi dari permasalahan yang melilit kehidupannya ditentukan oleh kecerdasannya intelektual dan spritualnya. Namun seringkali seseorang kehilangan akal sehatnya.

Dalam setuasi berhadapan dengan penderitaan kemiskinan, kelaparan atau berada antara hidup dan mati ia lebih tekun beribadah. Tetapi setelah segala kesusahan hidupnya berlalu ia kembali ke jalan semula bahkan menjadi hamba Allah SWT yang mengingkari perintahnya. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya. "Dan apabila manusia ditimpa kemudharatan ia memohon pertolongan kepada Allah dengan kembali kepadaNya. Kemudian apabila Allah memberikan nikmatNya lupalah ia akan kemudharatan yang dulu ia pernah berdo’a kepada Allah untuk menghilangkannya. Dan dia mengada ngada sesuatu sekutu bagi Allah untuk menyesatkan manusia dari jalanNya. Katakanlah bersenang-senanglah dengan keingkaranmu itu sementara waktu. Sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka. "(QS. AZ Zumaar: 8).

Adalah naluri manusia apabila berada dalam kesusahan ia akan meminta pertolongan kepada Tuhannya. Sesungguhnya tidak seorangpun manusia yang dapat menolong dirinya dari kesulitan hidup tanpa pertolongan dari Allah SWT. Jika ada orang lain yang datang menolongnya sesungguhnya itu pertolongan dari Allah SWT.

Berdoa kepada Allah SWT seringkali merupakan satu-satunya solusi yang dapat ditempuh. Tapi doa yang bagaimana diterima Allah SWT. Do’a yang ikhlas khusuk disertai salat dengan membuang segala kesombongan. Air mata ditumpahkan sebagai kesungguhan dan ketidakberdayaan mengatasi masalah yang membelit kehidupan.

Sebagai mana Firman Allah SWT yang artinya. "Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang-orang yang berdo’a kepadaku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka senantiasa berada dalam kebenaran." (QS. Al Baqarah: 186).

Syarat yang diminta Allah SWT bertakwa kepadaNya dan beriman kepadaNya haruslah dipenuhi agar do’a dikabulkan Allah SWT. Beristighfar dan memohon ampun kepadaNya menandakan bahwa kita sangat daif dihadapan Allah SWT. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

Berdoa kepada Allah SWT bukan untuk kepentingan pribadi tapi demi menjalankan perintah Allah. Jika semata-mata untuk kepentingan pribadi semata maka kita akan menjadi Tsaklabah. Setelah doa dikabulkan menjadi orang kaya berubah menjadi hamba harta dan mengingkari perintahNya. Tapi jika berdoa kepada Allah agar dapat menjalankan perintah menunaikan zakat atau menunaikan ibadah haji tentu Allah SWT mencintai hamba-hambaNya yang senantiasa mensyukuri nikmat dan karuniaNya.

Di tengah keterpurukan hidup kita membutuhkan pertolongan dari Allah SWT maka ber’doalah kepadaNya. Masalah yang kita alami datang dari Allah SWT bermohonlah kepadaNya karena hanya Dia yang dapat memberikan pertolongan . Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda. "Dulu ada tiga orang yang melakukan perjalanan jauh. Karena kemalaman tidak ada rumah tempat singgah mereka menginap di sebuah gua. Tiba-tiba saat mereka berbincang-bincang sebuah batu besar jatuh dari atas menutup pintu gua. Salah seorang di antara mereka berkata: Tidak mungkin kita dapat keluar dari dalam gua ini kecuali dengan berdoa kepada Allah dan mengerjakan amal saleh. Ketiganyapun menceritakan amal saleh yang selama ini mereka kerjakan. Tiba –tiba Sedikit demi sedikit batu besar yang menutup pintu gua bergeser sehingga mulut gua terbuka."(HR. Muslim).

Hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT jiwa yang gelisah karena dibelit masalah menjadi tenang hati menjadi lapang. 


sumber
http://www.analisadaily.com/news/read/2011/11/11/21256/menghadapi_masalah_kehidupan_tanpa_melahirkan_masalah_baru/#.UPPniJgV1Xg

0 komentar :

Posting Komentar